Pahami 4 Teori ini Untuk Kuasai Tugas Pramuwisata atau Tour Leader

 Berbicara di Depan Umum (Public Speaking for Tour Guide)


Berbicara berarti berkomunikasi, selalu melibatkan dua pihak, pihak pembicara (speaker as sender) dan pihak pendengar (audience as receiver). Dalam konteks percakapan berarti selalu ada dua pihak yang terlibat, yang juga berarti ada proses timbal balik (feed-back). Proses timbal balik akan terjadi dan berlangsung secara efisien bilamana kedua belah pihak mampu menyampaikan suatu yang bermanfaat dalam pembicaraan.
Berbicara adalah alat utama yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lain. Berbicara tentunya tidak sebatas tentang mentrasfer informasi, tetani lebih dari itu, superti : penyampaian manka, emosi, dan pikiran kepada orang lain (audience) dengan tujuan yang kita sampaikan memperoleh sebuah tanggapan positif dan dapat mempengaruhi secara kuat kepada penerima pesan.


Ini adalah sebuah tulisan essay rangkuman dari tukar pikiran, tukar pengalaman, tukar wawasan dengan seseorang yang mempunyai jam terbang tinggi di bidangnya.


Berikut ini ada 4 teori atau elemen yang bisa membuat orang lain mendengarkan, memahami, hingga mengikuti hal-hal yang kita sampaikan.


Energy

Energy sangat penting bagi para pembicara. Dengan energi dan power yang dimiliki oleh seorang pembicara/Tour guide akan senantiasa fantasias dan fokus pada audiens (wisatawan), hingga bicaranya mampu menggerakan. Energi adalah segala bentuk kekuatan, fenomena, atau aspek yang bisa berkonotasi dengan : niat, hasrat, tujuan motivasi, semangat, perasaan ingin membantu, kebebasan, tantangan, dan sebagainya.


Energi adalah sesuatu yang muncul dari dalam diri. Bukan dari pengaruh luar, melakukan karena dorongan dari luar/orang lain, dan kita tidak mambu menolak, adalah sebuah bentuk keterpaksaan. Berarti energi yang tercipta adalah energi dari orang lain, bukan muncul dari dalam diri.


Jadi, agar pembicaraan kita dapat berpengaruh dan berdampak, senantiasa turutkanlah kekuatan energi dari dalam diri kita. Sekecil apapun alasan kita, motivasi kita, hasrat kita, itu sudah berarti power atau energi dalam bicara.


Dignity

Dignity adalah segala bentuk penghargaan dan penghormatan, serta respek pada diri sendiri. Seorang pemandu wisata yang handal dan terampil adalah pemandu wisata yang mampu menghargai diri sendiri. Jauh dari sikap menjatuhkan diri sendiri seperti : “ah, sepertinya saya gak mampu”, gimana nanti kalau salah?”, “gimana kalay wisatawan lebin tau dari saya” dan sebagainya. Ini semua merupakan bentuk pelemahan diri yang tidak layak diterapkan oleh seorang pemandu wisata.


Pemandu wisata yang hebat adalah dia yang mampu menanamkan sikap dignity dalam dirinya, seperti : rasa syukur, bangga atas keunikan dan kelebihan diri, senang memberi manfaat untuk sesama, peluang untuk selalu belajar, tidak minder, tidak sombong, dan menerima diri sendiri tanpa merendahkan.


Dignity menjadi penting bagi pemandu wisata untuk bisa tampil menunjukan performa yang terbaik dan memberikan yang benar-benar bermanfaat bagi para wisatawan. Perasaan bangga terhadap diri sendiri, bukan berarti rasa tinggi hati.


Anticipation

Artinya menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses bicara. Sebagai suatu bentuk antisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama proses memandu/berbicara. Salam sebuah event penyelenggaraan kegiatan wisata, bicara tidak selalu apa yang kita pikirkan selalu sesuai dengan kenyataan. Mengantisipasi semua hal yang cmungkin terjadi selama proses memandu wisatawan berlangsung.


Pemandu wisata yang baik adalah yang selalu melakukan persiapan yang cutup, tidak kurang dan juga tidak berlebihan. Persiapan mencakup persiapan fisik dan mental, teknis dan non teknis. Singkatnya,semua aspek yang melibatkan situasi publik speaking, seperti : persiapan bah dan materi, pemahaman konsep dan teori, memelihara kesehatan fisk dan mental, analisa wisatawan, set lokasi, penyediaan alat bantu kegiatan, hingga prediksi hal-hal yang kemungkinan terjadi. Persiapan yang kurang akan berdampak pada kualitas performa pemanduan. jika hal ini terjadi tentu mendapat kesan yang tidak baik di mata wisatawan. Akibatnya akan menghambat pertumbuhan dan pengembangan diri (Progression).


Nothing to Lose

Adalah sikap menerima secara total terhadap apa yang terjadi dan apa yang ada dalam diri kita. Kita siap menerima sema keadaan dan siap maju terus dengan semua kondisi. Tidak peduli degan situasi, masa boson dengan perasaan. Karena kita yakin dengan apa yang kita lakukan sebagai manusia pembelajar, berada dijalan yang benar. Yang penting terus maju dan berkembang.


Nothing to lose berarti pula sikap menerima dengan sepenuh hati semua kekurangan dan kelemahan, serta berusaha menyiasati agar tidak mengganggu performa kita. Mensyukuri semua kekuatan dan kelebihan yang dimiliki serta berkomitmen dengan mengembangkan potensi dan bakat dalam diri. Dan yang terakhir adalah memahami bahwa itu semua adalah anugerah bakat yang mesti dipergunakan seoptimal mungkin untuk proses pengembangan dan penumbuhan diri. Sebuah proses yang memang membutuhkan kesabaran dan komitmen kuat bagi penerapan yang optimal.


- RB



Thanks to Mr. bambang Mind.

Komentar