Pengembangan Pariwisata Digital di Indonesia

Digital Tourism, the role of the Industrial revolution



Belum lama ini kita mendengar konsep revolusi industri 4.0 dengan memanfaatkan data, teknologi blockchain, serta kecerdasan buatan. Akan tetapi Jepang sudah hadir dengan konsep Society 5.0., dengan konsep baru ini dinilai dapat menggantikan 4 versi sebelumnya yang hanya menitikberatkan pada produksi barang atau jasa. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai revolusi industri 5.0 ini, ada baiknya kita mengetahui apa dan bagaimana revolusi industri yang pernah terjadi di Dunia.

1. Pola Industri 1.

Pertama kali terjadi pasca ditemukan mesin uap, sehingga terjadinya perkembangan dan pertumbuhan yang besar dalam mesin-mesin industri di Inggris pada Tahun 1764. revolusi ini berdampak pada sector pertanian dan manufactur / industri terutama industri tekstil dan turunannya

2. Revolusi Industri 2

Terjadi diawal abad ke 19, penemuan pada masa ini lebih kearah listrik dan transportasi, kombinasi cara produksi dan perkembangannya ini berpengaruh pada teknologi terutama untuk industri besi, mesin-mesin, minyak, kimia, kendaraan dan lain-lain. Seiring dengan meningkatnya keilmuan manusia, maka cara dalam mendapatkan makanan pun berubah, dari yang tadinya hanya mengumpulkan, kini beralih menjadi produksi makanan (pertanian). Inilah revolusi industri pertama yang terjadi khususnya pada sektor agraria.

3. Revolusi Industri 3

Dikenal masa otomasi, pada era inilah revolusi industri pertama kali dipopulerkan. Dimulai dari Inggris, perubahan pola kerja dari yang tadinya menggunakan tenaga manusia beralih dengan menggunakan mesin. Hal ini juga ditandai dengan penggunaan teknologi tinggi otomatis, menggunakan elektronik dan teknologi informasi. inilah yang berlangsung sampai hari ini. dimana mesin dan peningkatan kapasitas produksi dan software menjadi pendukung utama pada proses manufactur.

4. Revolusi Industri 4

Seiring dengan hal itu perkembangan teknologi informasi saat ini, software dan hardware serta pesatnya perkembangan penggunaan internet, maka oleh forum ekonomi dunia dapat dikatakan, inilah era yang sedang kita masuki sekarang, dimana sendi kehidupan manusia didominasi oleh kemajuan teknologi informasi. Internet, data, dan artificial intelligence adalah sederet teknologi yang menopang revolusi ini.

5. Revolusi Peradaban 5.0

Jika perkembangan teknologi sudah sebegitu majunya, lalu apalagi yang harus diperbaharui? Mungkin itu yang ada di pikiran sebagian orang, tapi tidak dengan ide yang dirumuskan oleh pemerintahan Jepang.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat, termasuk adanya peran-peran manusia yang tergantikan oleh kehadiran robot cerdas, dianggap dapat mendegradasi peran manusia. Hal ini yang melatar belakangi lahirnya Society 5.0 yang diperkenalkan di Kantor Perdana Menteri Jepang pada Januari 2019

Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the Internet of Things akan menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Society 5.0 Secara sederhana, Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based).

Dari sisi strategi, pariwisata Indonesia berkembang dan maju berkat konsep tiga A (3A), yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Selama ini, promosi sudah dilakukan dengan gencar. Baik di dalam negeri maupun luar negeri. Baik secara offline maupun digital, terutama digital. Adapun dalam rangka perkembangan pariwisata Indonesia untuk menghadapi destinasi wisata berkonsep kekinian melalui pendekatan digital dapat dilakukan dengan tiga program, hal ini sejalan dengan penjelasan Menteri Pariwisata yang telah mensukseskan tiga program pengembangan pariwisata digital untuk kaum millenial yakni Wonderful Startup Academy , Nomadic Tourism dan Destinasi Digital.

a. Wonderful Startup Academy
Wonderful Startup Academy adalah program pengembangan startup business yang bergerak pada sektor pariwisata di Indonesia, hasil kolaborasi antara Kementerian Pariwisata, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan ICSB Indonesia. Salah satu tujuan program ini adalah menciptakan ekosistem agar Indonesia menjadi destinasi wisata utama mancanegara. Wonderful Startup Academy juga didukung oleh Indigo Creative Nation dan beberapa yayasan lainnya yang peduli dengan perkembangan startup business. Wonderful Startup Academy tahun 2018 ini memasuki batch ke-2 yang tentunya ada perbaikan dibandingkan batch sebelumnya seperti durasi program yang lebih singkat namun padat dan efektif, Startup peserta program telah menjalankan usahanya selama 2 tahun sehingga lebih memahami proses bisnisnya, memiliki traksi yang cukup baik serta proses seleksi yang melibatkan venture capital. Wonderful Startup Academy mencakup beberapa proses penting untuk perkembangan sebuah startup, seperti mentoring dari berbagai narasumber yang kompeten dan berbagi informasi tentang pariwisata Indonesia. Tak kalah pentingnya, program ini juga memberikan akses kepada para startup untuk menjalin kerjasama dengan para investor serta membuka akses pasar dengan pelaku bisnis pariwisata Indonesia dengan dukungan Kementerian Pariwisata Indonesia.

b. Nomadic Tourism
Nomadic tourism adalah gaya berwisata baru di mana wisatawan dapat menetap dalam kurun waktu tertentu di suatu destinasi wisata dengan amenitas yang portable dan dapat berpindah-pindah. Selain itu, gaya berwisata ini pun sangat cocok bagi suatu destinasi wisata yang sangat potensial namun daya dukung amenitas masih rendah. Maka, nomadic tourism ini akan menjadi solusi sementara yang sifatnya permanen bagi wisata tertentu di Indonesia. Dengan kata lain yang dimaksud nomadic tourism adalah wisata temporer baik akses maupun amenitasnya yang akan diterapkan untuk menjangkau destinasi alam potensial di kepulauan yang sulit dijangkau, seperti Maluku misalnya.
Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno dalam penjelasan sebuah webunar menambahkan bahwa nomadic tourism itu mudah dan murah. Hanya perlu ada atraksi pariwisata yang menarik, maka pengadaan akses dan amenitas bisa dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang bisa dipindah. Misalnya pembangunan glamp camp atau dengan live on board, caravan, dan home pod. Caravan ini merupakan hotel yang didesain menggunakan mobil karavan. Hotel ini pun bisa berpindah-pindah secara harian atau pun mingguan untuk mencari spot destinasi wisata terindah. Dengan adanya hotel Caravan, wisatawan bisa memanfaatkannya untuk menikmati keindahan alam namun sangat minim penyediaan amenitas. Sedangkan tren wisata dengan cara glamping (glamour camping) memang sudah diperkenalkan ke pariwisata Indonesia. Hampir sama halnya seperti camping pada umumnya, namun akomodasi camp yang diberikan dipastikan sangat nyaman senyaman bermalam di hotel berbintang.
Konsep nomadic tourism yang ditawarkan Kementrian Pariwisata adalah Home Pod. Secara konsep, Home Pod ini menawarkan konsep bermalam berpindah-pindah juga seperti Caravan. Yang membedakan, jika hotel Caravan akan berpindah setelah sehari atau semingguan, maka Home Pod bisa bertahan 6 bulan atau pun setahun. Home Pod ini merupakan rumah telur yang memiliki kerangka keras dengan berat hampir 2 ton yang bisa dipindahkan.Untuk menjalankan program yang dicanangkan Kementrian Pariwisata ini kemungkinan akan menemui beberapa kendala seperti perizinan penggunaan caravan, izin penggunaan Taman Nasional, dan bagaimana memetakan lokasi tempat diaplikasikannya konsep pariwisata nomadic tourism ini. Namun, segala kendala tersebut telah dikomunikasikan dengan pihak-pihak terkait. Harapannya, masing-masing sektor bisa mensupport pariwisata Indonesia. Nomadic Tourism ini sendiri bukanlah gaya berwisata yang baru. Style liburan ala nomadic traveler ini sudah diterapkan di beberapa negara seperti Mongolia dan Maldives.

c. Destinasi Digital
“Destinasi Digiital” itu. Dikatakan Destinasi Digital, karena destinasi itu terbentuk dan menjadi benar-benar destinasi wisata, setelah dipromosikan melalui media social. Format content-nya sangat digital, menggunakan gambar atau foto, video dan text, dan diposting dengan Media Sosial. Media yang sangat digital. Media tempat anak-anak millenials melakukan search and share. Kementerian Pariwisata akan menggebraak dunia dengan promosi wisata melalui instagram. Sekarang ini melalui Generasi Pesona Indonesia (Genpi) berhasil menciptakan tujuh destinasi wisata digital (digital tourism) serta paket wisata digital 100 tempat destinasi Indonesia yang indah dan fotogenik. Adapun beberapa jenis objek wisata yang ada di Indonesia, antara lain:

1. Wisata Alam.
Indonesia memiliki kawasan terumbu karang terkaya di Dunia dengan lebih dari 18% terumbu karang di dunia. Serta lebih dari 3000 species ikan, 590 jenis karang batu dan banyak lagi objek wisata yang sangat menarik. Seperti Raja Ampat di Papua Barat, Teluk Kiluan di Lampung dan Pulau Derawan.

2. Wisata Belanja.
Wisata di Indonesia terbagi dengan pusat belanja modern dan tradisional. Contohnya pusat belanja modern seperti mall dan setiap tahun selalu ada Jakarta Great Sale yang memberikan diskon secara besar-besaran. Sedangkan pasar tradisional seperti Pasar Beringharjo di Jogjakarta, Pasar Klewer di Solo atau Pasar Terapung di Sungai Barito Banjarmasin.

3. Wisata Budaya.
Berdasarkan data sensus 2010, Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa. Sehingga Indonesia terkenal dengan kayanya budaya tradisional, misalnya sendratari Ramayana yang sering di pentaskan di Candi Prambanan. Tari Kecak, Tari Legong di Bali. Serta tari Piring dari Padang.

4. Wisata Religi.
Wisata Religi di Indonesia cukup banyak, misalnya Wisata Religi ke makam Walisongo, atau kebeberapa peninggalan sejarah yang menggambarkan agama Budha di Candi Borobudur.
Tiga program pengembangan pariwisata digital untuk kaum millenial ini yakni Wonderful Startup Academy , Nomadic Tourism dan Destinasi Digital sangat sesuai dengan jargon penting upaya Go Digital oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (Pariwisata, 2019) yaitu :

1. The More digital, the more personal adalah semangkin digital kita mempromosikan pariwisata secara personal kita dapat mengetahui demografi, psikogafi dan perilaku konsumen secara efektif dan terukur.

2. The More digital, the more professional adalah semakin digital kita semakin professional mempromosikan pariwista yang mengintegrasikan paid, owned dan social media menggunakan bigdata.

3. The More digital, the more global adalah semakin digital kita maka kita mengjakau konsumen berbagai negara.

Diharapkan dengan tiga program pengembangan pariwisata digital untuk kaum millenial ini yakni Wonderful Startup Academy, Nomadic Tourism dan Destinasi Digital, industri pariwisata Indonesia menjadi lebih terkenal di mancanegara dan dapt memberikan tambahan devisa bagi negara.

Ditulis dan dirangkum oleh : Rangga Branco
Sumber : Destinasi Jurnal Hospitality dan Pariwisata 2020 (Ina Heliany)

Komentar